Rabu, 05 Januari 2022

Aiman Maen ke Pangalengan, Bandung

Aiman Maen ke Pangalengan, Bandung

 Kamis, 7 Januari 2022

Menjadi Mahasiswa Baru IPB

 Bersyukur sekali anak bungsu saya, Sulaiman Hadi Permana lolos masuk IPB University sesuai dengan harapannya. Tepatnya untuk tahun pelajaran 2021/2022. Allah memang berikan yang terbaik. Skenario terbaik. Sejak awal diterima sebagai mahasiswa prodi Biologi di IPB Universitry, Amian, demikian panggilannya, selalu aktif di setiap even yang diadakan oleh kampusnya.

          Aiman termasuk generasi "Pandemi Covid 19" dan kampusnya sudah merancang bahwa untuk dua semester awal, mahasiswa mengikuti perkuliahan secara full daring. Itu sebabnya anak bungsu saya ini secara mental sangat siap belajar di rumah meskipun semangatnya untuk merantau dan kuloiah di luar kota sudah sangat menggebu. Dia sudah menyiapkan kopor besar (pemberian Ita, sepupunya yang di Sidoarjo) dan segala informasi terkait hidup di rantau. Begitu pun kami sebagai orangtua juga sudah menyiapkan diri untuk melepasnya menjadi mahasisw IPB.

Liburan ke Pangalengan



                   Aiman menyampaikan kepada saya bahwa dia dan teman-temannya ingin ketemuan "copy darat". Mereka sudah sangat akrab secara virtual, tapi belum pernah bertemu langsung. Maka jadilah mereka sepakat untuk bertemu di Pangalengan Bandung pada 28 Desember 2021. Maka jadilah Aiman berangkat dari Cirebon dengan travel. Di sana dijempul Cikal, lalu diantar ke Pangalengan ke rumah Mutie. Ketemuan dengan satu temannya lagi. Hasbi.  Berempat mereka berklana di kebun teh, satu di antaranya Kebun Teh Malabar.


                    
              Senang dan penuh rasa syukur, anak lelaki saya ini memiliki teman-teman yang baik. Harapan saya, mereka tidak berteman hanya karena perkuliahan, tapi berteman karena Allah. Semoga Allah jadikan mereka bersaudara dalam Islam, menjadi generasi penerus yang hebat demi agama dan negaranya.

Tetaplah semangat,m Aiman. Be happy, my son. 


Disrudug Joko

Ceritanya, Aiman pulang maen ngelug jidatna sakit. Benjol. Kenapa nak ?
Tadinya kan Ai dan Teh Nisa maen sama emen-temen di alun-alun. Biasa, di sana ada Siti dan Joko. Mereka lagi asik maka. Nah, aku perhatiin aja mereka makan. Tiba-tiba si Joko mau makan sedotan plastik yang ada di tanah. Aku takut dia ketelak(:tersedak). Mangkanya aku (AI) berusaha mengambil sedotan plastik itu dan menyingkirkannya . Eeeeh, tiba-tiba, JEDUG !!! Ai jatuh terpental dan kepalanya benjol karena disrudug JOKO !!!

Ya ampun dhek..... mungkin disangkanya Aiman mau rebu mainan si Joko. Mangkanya dia srudug Ai. Ternyata tak semua maksud baik bisa diterima dengan baik ya....
Tetaplah bermain bersama Siti dan Joko ya, tapi janan deket-deket. Nanti kedua kambing itu nyerudg lagi loh...



oya...catatan tentang Aiman disrudug Joko ini dimuat di Kompas Anak saat dia masih SD. Lumayan dapet uang 200 ribu dari KOMPAS

Kusempurnakan ini, di 6 Januari 2021...

Rabu, 04 Maret 2020

Tugas Bikin Video

Memang sudah zamannya. Kata orang , ini zaman millenial.
Zaman Revolusi Industri 4.0. Zaman yang ditandai dengan perangkat serba digital.
Maka, saya  pun harus menyesuaikan. Memberikan tugas kepada peserta didik pun mesti bernuansa digital.

Di awal tahun pelajaran 2019/2020 saya masih mengajar Ekonomi untuk kelas XII.
Kebetulan saya baru saja mendapatkan materi pelatihan membuat video pembelajaran dengan salah satu aplikasi editing video, yaitu KINEMASTER.

Sebenarnya nama perangkat ini tak terlampau asing, karena saya pernah menemani peserta didik yang sedang mengedit video/film menggunakan KINEMASTER itu. Tapi saya memang tidak tertarik untuk mempelajarinya. saya hanya memberinya support agar terus melatih kemampuannya dalam mengedit video. pastilah bermanfaat suatu saat nanti.

Demikianlah. sepulang dari pelatihan di Lembang Bandung beberapa waktu lalu, saya mulai menyebar virus  ini kepada beberapa teman. Tak puas dengan itu, karena memang tak mudah menyebarkan ini kepada rekan-rekan, saya menyebarkannya kepada peserta didik. Ini pastilah lebih bermanfaat dan lebih menginspirasi.

Sebelum KD 3.1 berakhir , saya memberikan tugas berupa proyek kepada peserta didik untuk membuat video pembelajaran ekonomi. Satu kelas saya bagi dalam enam kelompok. Insyaallah nanti akan ada 24 video. mereka mengumpulkan link nya setelah diupload di youtube masing-masing.

Oya KD 3.1 tentang Akuntansi sebagai sis

Rabu, 27 November 2019

Dokter Kandungan Perempuan

Kebutuhan yang Bersifat "Darurat"Oleh : Asih Dewayanti


        Tetanggaku, tepatnya anak perempuan tetanggaku, pada akhirnya dicap "rewel" karena tidak mau diperiksa oleh dokter laki. Rayuan apa pun tak meluluhkan hatinya untuk menolak diperiksa oleh dokter laki-laki. Prinsipnya satu : harus dokter perempuan.

         Jadi, apa masalahnya ?
Ya itulah. Mencari dokter perempuan, apalgi dokter kandungan, bukan perkara mudah. Di kampung saya, adanya hanya bidan. Dan itu perempuan.
Jadi, apa masalahnya ?
Sumber; google.com


       Lho, bidan kan tidak sama dengan dokter. Eh, kita tidak bicara soal keahlian, ketrampilan atau pengalaman. sangat mungkin bidang lebih berpengalaman dari dokter kandungan perempuan dalam urusan menangani perempuan yang punya masalah dengan organ tubuh spesialnya sebagai perempuan. Ini tentang legalitas yang terkaitan erat dengan sertifikasi keprofesiannya. Pekerjaan dokter kandungan yang saya maksud adalah pekerjaan yang hanya legal dan sah dilakukan oleh seorang dokter. Bukan oleh selain dokter.

        Kesadaran terhadap kehidupan beragama di kalangan anak muda sudah demikian besar. Mestinya hal ini juga menjadi kesadaran bagi pihak-pihak yang berkompeten dengan dunia pendidikan untuk menyiapkan kebutuhan-kebutuhan yang bersifat syar'i semacam ini,Lembaga-lembaga pendidikan Islam, lembaga-lembaga dakwah, menurut saya sudah saatnya untuk "berjihad" mencetak dokter-dokter perempuan karena kondisi memang sangat membutuhkan.        
        Bukan hanya lembaga-lembaga tersebut, tetapi para orangtua muslim, hendaknya mulai menanamkan kesadaran kepada anak-anak perempuannya untuk menekuni keilmuan terkait kedokteran kandungan. Ini sangat penting. Sangat urgen.lho, apa masalahnya sih ?Mari kita senantiasa, belajar, belajar, dan terus belajar.

        Betapa pihak-pihak yang ingin menghancurkan pondasi keislaman demikian gencar untul melemahkan posisi tawar kaum muslimin di segala aspek kehidupan. termasuk dalam penanganan kesehatan kaum perempuan muslim.
Lalu, akankah kita rela begitu saja membiarkan kaum perempuan kita (baca: putri-putri kita) di"obok2" oleh lelaki yang bukan muhrimnya dengan dalih "darurat " ?
Para penghancur Islam sedang gencar-gencarnya merusak pondasi dasar generasi penerus kita, sodar-sodara......


        Begini.
Mari. Mari sadarkan anak-anak kita untuk menyadari betapa penting menjadi "pintar" dan melahirkan anak-anak yang pintar. Siapkan generasi dokter-dokter perempuan untuk memenuhi kebutuhan urgen para perempuan muslim.
Lemahabang, 27 November 2019

SIMULASI KAMPUS IDAMAN


Melejitkan Motivasi Belajar Peserta Didik

Best Practice
Oleh : Asih Dewayanti


      



Bermula dari sebuah fakta bahwa tidak semua peserta didik ingin melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Alasannya beraneka, dan saya tidak meneliti tentang hal tersebut. Saya menemukan adanya ketertkaitan antara motivasi belajar peserta didik dengan kondisi apakah mereka ingin melanjutkan ke perguruan tinggi atau tidak. Mereka yang memiliki cita-cita melanjutkan ke perguruan tinggi memiliki motivasi belajar yang lebih baik dibandingkan mereka yang tidak ingin melanjutkan pendidikannya.





Motivasi belajar ini terlihat dari beberapa indikator yaitu berupa perilaku-perilaku positif yang ditunjukkan peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran.Perilaku positif yang dimaksud antara lain menyimak, aktif, gembira dan sungguh-sungguh. Indikator ini saya kumpulkan datanya berdasar pengamatan/obseravsi. Berdasar hasil observasi tersebut saya berkesimpulann bahwa keinginan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi bisa dijadikan alat atau media agar mereka memiliki semangat atau motivasi belajar yang tinggi.



Saya pun membuat survey lagi melalui angket. Angkat saya sebarkan kepada seratus peserta didik diari kelas-kelas yang saya mengajar di dalamnya. Angket tersebut berisi pertanyaan tentang hal apa saja yang membuat merasa sangat termotivasi untuk belajar.. Survey pendahuluan memberikan tiga hal yang paling mampu membangkitkan motivasi belajar mereka, yaitu : 1. metode/strategi guru mengajar, 2. kemampuan guru menguasai materi ajarnya, 3, saran prasarana pembelajaran yang tersedia.






Berdasarkan ketiga hal tersebut diperoleh data bahwa strategi atau cara guru mengajarkan yang paling menentukan , apakh peserta didik termotivasi atau tidak.
Saya hubungkan antara data tentang hubungan antara motivasi belajar deengan keinginan melanjutkan ke perguruan tinggi, dan data tentangfaktor apa yang paling menentukan motivasi belajar peserta didik.
Terpikirlah oleh saya untuk melakukan strategi pembelajaran berupa sebuah pembiasaan untuk melakukan afirmasi yang mengondisikan peserta didik seakan-akan sedang belajar di kampus idamannya. Mereka harus merasakan sedang menjadi mahasiswa di setiap peme=belajaran bersama saya di kelas.




Berdasarkan uraian tersebut, saya siapkan rencana penelitian saya dengan judul " Simulasi kampus idaman Melejitkan Motivasi belajar Peserta didik".
Semua langkah penelitian saya lakukan, hingga saya menyelsaikannya dan saya yakin, inilah karya terbaik saya di tahun 2019 ini.
Saya menyusunnya menjadi sebuah karya tulis jenis Best Practice,
Demikian, semoga mengispirasi.






Terima kasih untuk semua
















.


Di Babakan, saat PKP
16.11.2019

Senin, 18 November 2019

KUBELI GENGSIMU

Oleh : Asih Dewayanti
18 Nov 2019


          Ini tentang sampah. Sebut saja, sampah plastik. Teori tentang  bahayanya sampah plastik, anak kecil pun hafal. Sampah plastik butuh waktu ratusan hingga ribuan tahun untuk bisa terurai menjadi tanah. Maka selama itu pula sampah plastik yang tertimbaun dalamtanah menjadi racun bagi tanah. Menjadi racun bagi tanah sama artinya dengan menjadi racun bagi kehidupan.
          Apa hubungannya dengan "membeli gengsi " ?
Yang sedang kami hadapi di lingkungan saya, sekolah tempat saya mengajar, adalah sampah plastik. himbauan untuk mengurangi bahkan menghentikan penggunaan plastik untuk berbagai keperluan, seperti angin lalu. Bertiup, terasa, namun kemudian hilang. Pucuk pimpinan dengan segenap timnya telah melakukan upaya optimal untuk menangani sampah plastik di sekolah. Namun sekolah dengan 27 rombel yang masing-masing terdiri atas 34-36 peserta didik adalah produsen utama sampah plastik, bukan perkara mudah ngurusi sampah plastik. 
          Tempat seperti ini memang butuh pribadi-pribadi "GILA" untuk membuat perubahan ke arah yang lebih baik. haruskah saya menjadi " GILA" ? Apa yang harus saya lakukan untuk bisa disebut "GILA" ?
          Terkait dengan sampah plastik, di sinilah saya akan mulai bergerak. Biarlah saya yang memulai. Saya sampaikan kepada anak-anak, sekadar mengulang, betapa berbahayanya sampah plastik demi kelangsungan hidup dan kelestarian bumi.  Mareka sudah sangat paham , hanya saja mereka tak tahu harus bagaimana menyikapinya.